Minggu, 07 Juni 2015

Dibalik Kemegahan Istana Tampak Siring


Pulau Bali atau yang biasa disebut pulau dewata merupakan destinasi para mancanegara maupun dalam negeri. Pulau yang memiliki nama yang juga digunakan nama provinsi Indonesia ini identik dengan keindahan alam dan kebudayaannya yang khas. Pulau yang mempunyai semboyan “Bali Dwipa Jaya” ini sangat berpotensi menjadi magnet dalam menarik wisatawan asing maupun domestik



Dalam menarik para wisatawan, pulau yang mempunyai luas lebih dari lima ribu kilometer persegi ini mengandalkan keindahan alam yang melimpah disana. Bahkan banyak orang mengatakan “semakin jauh kau menjelajahi Pulau Bali, semakin banyak pula keindahan yang akan kau temui”. Kebudayaan Bali yang masih diperkenalkan penduduk disana banyak ditemukan wisatawan di berbagai desa di Bali. Dengan masih berkembangnya kebudayaan leluhur yang diwariskan kepada penduduk asli, Bali memiliki daya tarik sendiri bagi wisatawan. Selain itu, Pulau Bali menarik perhatian pengunjungnya dengan bangunan bersejarahnya.


Istana Kepresidenan Tampak Siring merupakan salah satu bangunan bersejarah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara maupun lokal. Tak heran Istana ini dipilih SMA Negeri 1 Manyar untuk studi wisata 2015 lalu. Tak hanya bersejarah, Istana Kepresidenan ini masih digunakan untuk kepentingan negara sampai saat ini. Selain itu, Istana Kepresidenan yang terletak di Kabupaten Gianyar ini juga digunakan sebagai transit Presiden beserta pihak-pihak terkait jika diselenggarakannya acara di Pulau Bali. Istana Kepresidenan yang diperkasai Ir. Soekarno ini merupakan satu-satunya Istana Kepresidenan yang dibangun setelah Indonesia Merdeka. Istana Kepresidenan Indonesia yang keenam ini juga dapat dikunjungi berbagai orang maupun wisatawan asal dengan izin khusus terlebih dulu dari pengurus tempat tersebut.

Kata Tampak Siring yang merupakan nama dari Istana Kepresidenan ini mempunyai arti yakni tampak berarti telapak sedangkan siring berarti miring. Seperti yang disampaikan pemandu wisata dan beberapa literatur yang telah kami baca, penamaan ini berkaitan dengan sejarah dan legenda tentang Raja masyarakat setempat di suatu waktu. Raja yang bernama Mayadenawa ini merupakan raja yang dikenal akan kepandaian dan sakti mandragunanya. Suatu saat ia mengangkat dirinya sebagai dewa yang harus disembah oleh rakyatnya. Hal tersebut membuat Betara Indra mengutus pasukan untuk menyerang Raja tersebut. Serangan ini membuat Raja Mayadenawa kebur dan berlari menuju hutan. Untuk menyamarkan jejaknya, Mayadenawa memiringkan telapak kakinya. Nah wilayah pelariannya kini yang dikenal sebagai Tampak Siring.


Istana Tampak Siring merupakan karya anak Indonesia sendiri jika dibandingkan dengan kelima istana kepresidenan yang lain dimana semuanya berdiri pada masa penjajahan Belanda. Semua elemen artistiknya, ukiran kayu dan batu semuanya dikerjakan asli oleh seniman-seniman Bali pada masa itu. Rancangan bangun Istana yang berada kurang lebih dari 40 kilometer dari Denpasar ini tampak sangat fungsional, yakni menonjolkan kesederhanaan dan fungsinya sebagai wisma peristirahatan. Ukiran batu paras dan tiang-tiang kayu gaya Bali menunjukkan konsep asli daerah Bali. Semua bahan bangunan Istana Kepresidenan Bali ini didatangkan dari Jawa kecuali pasir dan batubata. Salah satu ciri khas arsitektur dari Istana Bali ini adalah penggunaan pipa-pipa sebagai saluran air di beberapa teras. Sekilas pipa-pipa tersebut menyerupai susuran kapal.

Istana ini dibangun oleh arsitek R. M. Soedarsono atas prakarsa Ir. Soekarno yang pada saat itu masih menjadi Presiden Indonesia. Sebelum Istana yang luas ini didirikan, dibuatlah sebuah pusat kesehatan masyarakat, pos polisi dan unit pembangkit listrik yang dibangun khusus untuk Istana namun juga bisa dinikmati masyarakat Desa Manukaya dan Tampak Siring. Pembangunan Istana peristirahatan ini berlangsung dan terbagi dalam dua masa, yakni tahun 1957 pembangunan Wisma Merdeka dan Yudhistira serta tahun 1963 penyelesaian Wisma Negara, Wisma Bima dan satu gedung serbaguna. Selanjutnya terus direnovasi sampai pada tahun 2003, desain interior ditingkatkan dan disesuaikan dengan gaya hidup modern tanpa meninggalkan konsep aslinya. Misalnya pada kamar mandi dari Wisma Merdeka dan Wisma Negara diubah menjadi standar kamar mandi hotel bintang lima tanpa mengubah corak khas Bali disana. Pada saat kami berwisata disana yakni tahun 2015, pemandu wisata mengatakan bahwa sampai saat ini masih ada dan akan terus ada renovasi atau pengubahan bahkan pengembangan arsitektur Istana Tampak Siring.

Waktu itu, kami melihat beberapa rumah atau seperti wisma peristirahatan yang dipisah taman yang begitu luas. Beberapa wisma itulah yang dinamakan Gedung Utama (Wisma Bima, Wisma Yudistira, Wisma Merdeka, Wisma Negara, Gedung Konferensi). Selain itu, terdapat pula Pendopo, Gelung Kori Agung, dan ada juga Jembatan Persahabatan.


1.       Wisma Bima

Wisma ini merupakan bangunan utama yang terletak di bagian selatan Komplek Utama Istana Tampak Siring. Jika setelah memasuki Gelung Kori Agung, dan setelah melewati Perpustakaan Negara kita akan bertemu bangunan ini. Wisma Bima ini mempunyai luas sekitar 2450 m2. Dan digunakan sebagai tempat peristirahatan Para Pengamanan Presiden atau biasa dikenal dengan PasPamPres.


2.       Wisma Yudistira

Semakin berjalan ke utara dari Wisma Bima, kita akan bertemu bangunan Gedung Utama, yakni Wisma Yudistira. Wisma ini terletak di bagian tengah Komplek Istana Tampak Siring. Gedung ini mempunyai luas 1825 m2. Wisma ini difungsikan sebagai tempat istirahat para staf-staf kepresidenan beserta pendamping tamu-tamu.



3.       Wisma Merdeka

Wisma ini terletak di bagian utara komplek Istana Tampak Siring. Dan mempunya luas sekitar 1200 m2. Kita dapat melihat ciri  khas arsitektur Bali pada bangunan Wisma Merdeka dan Wisma Negara. Wisma Merdeka memiliki pintu ukir khas Bali, berdinding pigura hias bunga kayu khas Bali dengan dominasi warna kuning emas yang megah. Selain itu Wisma Merdeka mempunyai 9 kamar tidur. Dan Wisma ini difungsikan sebagai tempat peristirahatan Presiden RI beserta keluarganya. Dan juga terdapat Jembatan Persahabatan. Jembatan Persahabatan merupakan jembatan yang menghubungkan Wisma Merdeka dengan Wisma Negara yang mempunyai panjang 40 meter dan lebar 1,5 meter.


4.       Wisma Negara

Wisma ini terletak di sebelah barat Wisma Merdeka. Dan mempunyai luas 1475 m2. Wisma Negara terdapat patung dan luksan Bali yang terpilih disana. Ukiran kayu di kedua wisma tersebut dicat dengan nuansa warna biru dan emas. Dan memiliki 7 kamar tidur yang digunakan sebagai tempat peristirahatan tamu Negara. Wisma ini dibangun diatas tanah berbukit dengan kedalaman kurang lebih 15 meter.





5.        Gedung Konferensi
Gedung ini mempunyai luas sekitar 1880 meter persegi. Gedung ini terdiri atas lobby, 2 holding room, dan ruang utama. Ruang utama biasa digunakan sebagai ruang pertemuan, dan sering juga digunakan sebagai tempat jamuan makan malam.




6.       Pendapa


Pendapa ini mempunyai luas 600 m2. Beratap sirap atau sejenis kayu selain itu kedua sisinya terbuka tepat di sebelah barat dan timur. Pendapa ini difungsikan sebagai tempat pementasan acara malam kesenian di Istana Kepresidenan Tampak Siring.


7.       Gelung Kori Agung


Gelung Kori Agung adalah Pintu Masuk Istana Tampak Siring yang mempunyai ciri khas Bali. Bangunan ini biasa terdapat pada Bangunan Istana atau Kerajaan di Pulau Dewata Bali. Gelung Kori Agung ini digunakan sebagai pintu masuk utama pengunjung Istana Tampak Siring


Dapat ditarik kesimpulan

1.       Istana Kepresidenan Tampak Siring Bali merupakan istana kepresidenan keenam yang dibangun oleh masyarakat Indonesia sendiri setelah kelima istana kepresidenan sebelumnya dibangun pada masa penjajahan

2.       Walaupun sudah megah dan indah, Istana Tampak Siring tetap akan selalu direnovasi untuk mengikuti gaya modern namun tetap dengan konsep kesederhanaan dan kebudayaan Bali sebagai ciri khas istana tersebut

3.       Istana Kepresidenan Tampak Siring Bali mempunyai bagian-bagian yang penting dan berguna untuk wisata, pemerintah, dan masyarakat



DAFTAR PUSTAKA








Tidak ada komentar:

Posting Komentar