Pulau Bali atau yang biasa disebut pulau
dewata merupakan destinasi para mancanegara maupun dalam negeri. Pulau yang
memiliki nama yang juga digunakan nama provinsi Indonesia ini identik dengan
keindahan alam dan kebudayaannya yang khas. Pulau yang mempunyai semboyan “Bali
Dwipa Jaya” ini sangat berpotensi menjadi magnet dalam menarik wisatawan asing
maupun domestik
Dalam menarik para wisatawan, pulau yang mempunyai luas lebih dari lima ribu kilometer persegi ini mengandalkan keindahan alam yang melimpah disana. Bahkan banyak orang mengatakan “semakin jauh kau menjelajahi Pulau Bali, semakin banyak pula keindahan yang akan kau temui”. Kebudayaan Bali yang masih diperkenalkan penduduk disana banyak ditemukan wisatawan di berbagai desa di Bali. Dengan masih berkembangnya kebudayaan leluhur yang diwariskan kepada penduduk asli, Bali memiliki daya tarik sendiri bagi wisatawan. Selain itu, Pulau Bali menarik perhatian pengunjungnya dengan bangunan bersejarahnya.
1. Wisma Bima
2. Wisma Yudistira
3. Wisma Merdeka
4. Wisma Negara
Dalam menarik para wisatawan, pulau yang mempunyai luas lebih dari lima ribu kilometer persegi ini mengandalkan keindahan alam yang melimpah disana. Bahkan banyak orang mengatakan “semakin jauh kau menjelajahi Pulau Bali, semakin banyak pula keindahan yang akan kau temui”. Kebudayaan Bali yang masih diperkenalkan penduduk disana banyak ditemukan wisatawan di berbagai desa di Bali. Dengan masih berkembangnya kebudayaan leluhur yang diwariskan kepada penduduk asli, Bali memiliki daya tarik sendiri bagi wisatawan. Selain itu, Pulau Bali menarik perhatian pengunjungnya dengan bangunan bersejarahnya.
Istana Kepresidenan Tampak Siring
merupakan salah satu bangunan bersejarah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan
mancanegara maupun lokal. Tak heran Istana ini dipilih SMA Negeri 1 Manyar
untuk studi wisata 2015 lalu. Tak hanya bersejarah, Istana Kepresidenan ini
masih digunakan untuk kepentingan negara sampai saat ini. Selain itu, Istana
Kepresidenan yang terletak di Kabupaten Gianyar ini juga digunakan sebagai
transit Presiden beserta pihak-pihak terkait jika diselenggarakannya acara di
Pulau Bali. Istana Kepresidenan yang diperkasai Ir. Soekarno ini merupakan
satu-satunya Istana Kepresidenan yang dibangun setelah Indonesia Merdeka. Istana
Kepresidenan Indonesia yang keenam ini juga dapat dikunjungi berbagai orang
maupun wisatawan asal dengan izin khusus terlebih dulu dari pengurus tempat
tersebut.
Kata Tampak Siring yang merupakan nama
dari Istana Kepresidenan ini mempunyai arti yakni tampak berarti telapak
sedangkan siring berarti miring. Seperti yang disampaikan pemandu wisata dan
beberapa literatur yang telah kami baca, penamaan ini berkaitan dengan sejarah
dan legenda tentang Raja masyarakat setempat di suatu waktu. Raja yang bernama
Mayadenawa ini merupakan raja yang dikenal akan kepandaian dan sakti
mandragunanya. Suatu saat ia mengangkat dirinya sebagai dewa yang harus
disembah oleh rakyatnya. Hal tersebut membuat Betara Indra mengutus pasukan
untuk menyerang Raja tersebut. Serangan ini membuat Raja Mayadenawa kebur dan
berlari menuju hutan. Untuk menyamarkan jejaknya, Mayadenawa memiringkan
telapak kakinya. Nah wilayah pelariannya kini yang dikenal sebagai Tampak
Siring.
Istana Tampak Siring merupakan karya anak
Indonesia sendiri jika dibandingkan dengan kelima istana kepresidenan yang lain
dimana semuanya berdiri pada masa penjajahan Belanda. Semua elemen artistiknya,
ukiran kayu dan batu semuanya dikerjakan asli oleh seniman-seniman Bali pada
masa itu. Rancangan bangun Istana yang berada kurang lebih dari 40 kilometer
dari Denpasar ini tampak sangat fungsional, yakni menonjolkan kesederhanaan dan
fungsinya sebagai wisma peristirahatan. Ukiran batu paras dan tiang-tiang kayu
gaya Bali menunjukkan konsep asli daerah Bali. Semua bahan bangunan Istana
Kepresidenan Bali ini didatangkan dari Jawa kecuali pasir dan batubata. Salah
satu ciri khas arsitektur dari Istana Bali ini adalah penggunaan pipa-pipa
sebagai saluran air di beberapa teras. Sekilas pipa-pipa tersebut menyerupai
susuran kapal.
Istana ini dibangun oleh arsitek R. M.
Soedarsono atas prakarsa Ir. Soekarno yang pada saat itu masih menjadi Presiden
Indonesia. Sebelum Istana yang luas ini didirikan, dibuatlah sebuah pusat
kesehatan masyarakat, pos polisi dan unit pembangkit listrik yang dibangun
khusus untuk Istana namun juga bisa dinikmati masyarakat Desa Manukaya dan
Tampak Siring. Pembangunan Istana peristirahatan ini berlangsung dan terbagi dalam
dua masa, yakni tahun 1957 pembangunan Wisma Merdeka dan Yudhistira serta tahun
1963 penyelesaian Wisma Negara, Wisma Bima dan satu gedung serbaguna.
Selanjutnya terus direnovasi sampai pada tahun 2003, desain interior
ditingkatkan dan disesuaikan dengan gaya hidup modern tanpa meninggalkan konsep
aslinya. Misalnya pada kamar mandi dari Wisma Merdeka dan Wisma Negara diubah
menjadi standar kamar mandi hotel bintang lima tanpa mengubah corak khas Bali
disana. Pada saat kami berwisata disana yakni tahun 2015, pemandu wisata
mengatakan bahwa sampai saat ini masih ada dan akan terus ada renovasi atau
pengubahan bahkan pengembangan arsitektur Istana Tampak Siring.
Waktu itu, kami melihat beberapa rumah
atau seperti wisma peristirahatan yang dipisah taman yang begitu luas. Beberapa
wisma itulah yang dinamakan Gedung Utama (Wisma Bima, Wisma Yudistira, Wisma
Merdeka, Wisma Negara, Gedung Konferensi). Selain itu, terdapat pula Pendopo,
Gelung Kori Agung, dan ada juga Jembatan Persahabatan.
1. Wisma Bima
Wisma ini
merupakan bangunan utama yang terletak di bagian selatan Komplek Utama Istana
Tampak Siring. Jika setelah memasuki Gelung Kori Agung, dan setelah melewati
Perpustakaan Negara kita akan bertemu bangunan ini. Wisma Bima ini mempunyai
luas sekitar 2450 m2. Dan digunakan sebagai tempat peristirahatan
Para Pengamanan Presiden atau biasa dikenal dengan PasPamPres.
2. Wisma Yudistira
Semakin
berjalan ke utara dari Wisma Bima, kita akan bertemu bangunan Gedung Utama,
yakni Wisma Yudistira. Wisma ini terletak di bagian tengah Komplek Istana
Tampak Siring. Gedung ini mempunyai luas 1825 m2. Wisma ini
difungsikan sebagai tempat istirahat para staf-staf kepresidenan beserta
pendamping tamu-tamu.
3. Wisma Merdeka
Wisma ini
terletak di bagian utara komplek Istana Tampak Siring. Dan mempunya luas sekitar
1200 m2. Kita dapat melihat ciri khas arsitektur Bali pada bangunan Wisma
Merdeka dan Wisma Negara. Wisma Merdeka memiliki pintu ukir khas Bali,
berdinding pigura hias bunga kayu khas Bali dengan dominasi warna kuning emas
yang megah. Selain itu Wisma Merdeka mempunyai 9 kamar tidur. Dan Wisma ini
difungsikan sebagai tempat peristirahatan Presiden RI beserta keluarganya. Dan juga
terdapat Jembatan Persahabatan. Jembatan Persahabatan merupakan jembatan yang
menghubungkan Wisma Merdeka dengan Wisma Negara yang mempunyai panjang 40 meter
dan lebar 1,5 meter.
4. Wisma Negara
Wisma ini
terletak di sebelah barat Wisma Merdeka. Dan mempunyai luas 1475 m2.
Wisma Negara terdapat patung dan luksan Bali yang terpilih disana. Ukiran kayu
di kedua wisma tersebut dicat dengan nuansa warna biru dan emas. Dan memiliki 7
kamar tidur yang digunakan sebagai tempat peristirahatan tamu Negara. Wisma ini
dibangun diatas tanah berbukit dengan kedalaman kurang lebih 15 meter.
5.
Gedung Konferensi
Gedung ini mempunyai luas sekitar 1880 meter persegi. Gedung ini terdiri atas lobby, 2 holding room, dan ruang utama. Ruang utama biasa digunakan sebagai ruang pertemuan, dan sering juga digunakan sebagai tempat jamuan makan malam.
6. Pendapa
Gedung ini mempunyai luas sekitar 1880 meter persegi. Gedung ini terdiri atas lobby, 2 holding room, dan ruang utama. Ruang utama biasa digunakan sebagai ruang pertemuan, dan sering juga digunakan sebagai tempat jamuan makan malam.
6. Pendapa
Pendapa
ini mempunyai luas 600 m2. Beratap sirap atau sejenis kayu selain itu kedua
sisinya terbuka tepat di sebelah barat dan timur. Pendapa ini difungsikan
sebagai tempat pementasan acara malam kesenian di Istana Kepresidenan Tampak
Siring.
7.
Gelung
Kori Agung
Gelung
Kori Agung adalah Pintu Masuk Istana Tampak Siring yang mempunyai ciri khas Bali.
Bangunan ini biasa terdapat pada Bangunan Istana atau Kerajaan di Pulau Dewata
Bali. Gelung Kori Agung ini digunakan sebagai pintu masuk utama pengunjung
Istana Tampak Siring
Dapat ditarik kesimpulan
1.
Istana
Kepresidenan Tampak Siring Bali merupakan istana kepresidenan keenam yang
dibangun oleh masyarakat Indonesia sendiri setelah kelima istana kepresidenan
sebelumnya dibangun pada masa penjajahan
2.
Walaupun
sudah megah dan indah, Istana Tampak Siring tetap akan selalu direnovasi untuk
mengikuti gaya modern namun tetap dengan konsep kesederhanaan dan kebudayaan
Bali sebagai ciri khas istana tersebut
3. Istana Kepresidenan Tampak Siring Bali mempunyai bagian-bagian yang penting dan berguna untuk wisata, pemerintah, dan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
3. Istana Kepresidenan Tampak Siring Bali mempunyai bagian-bagian yang penting dan berguna untuk wisata, pemerintah, dan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar